JAKARTA, SUARADEWAN.com — Penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) kepada rupiah membuat Bank Indonesia (BI) harus putar otak, dari intervensi pasar valas sampai SBN. Hal ini dilakukan BI untuk meredam keperkasaan US$ terhadap rupiah.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo setidaknya sudah tiga kali pihaknya sudah melakukan intervensi pasar SBN, dan nilainya cukup besar. Tapi langkah itu belum bisa meredam atau membuat rupiah bangkit lagi.
“Kamis, Jumat-Rabu, kami lakukan intervensi di pasar valas, jumlahnya meningkat. SBN, pasar sekunder, kamis Rp3 triliun, Jumat Rp4,1 triliun, Senin Rp3 triliun, kemarin 1,8 triliun rupiah,” kata Perry di Gedung DPR Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Selain itu, BI juga sudah melakukan swap valas dan hedging. Waktunya bervariasi. “Kami sediakan setiap hari, pagi mapun siang, untuk likuditas rupiah valas tersedia, siang untuk hedging korporasi,” ujar dia.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir menyentuh level psikologis baru di angka Rp 14.900/US$. Sementara itu, pada tahun depan dalam asumsi nilai tukar yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp14.400/US$. (ic)
Komentar